Disclaimer

Isi dan artikel dari Blog ini tidak selalu karya asli dari pemilik atau kontributor pada blog ini.

Selasa, 04 September 2012

Faktor Pengendali Cuaca

source : vector-finder.com

Parameter Cuaca

Cuaca didefinisikan sebagai keadaan sesaat atmosfer yang tidak mengenal batas wilayah administrasi pemerintahan dan negara, dengan demikian itu informasi cuaca dituntut untuk bersifat umum dan menyeluruh bebas dari rahasia. Para ahli cuaca sudah meyakini bahwa, cuaca setiap saat berbeda, oleh karena itu perlu dilakukan pengamatan unsur-unsur cuaca, yang selanjutnya digunakan sebagai bahan untuk mempertimbangkan keadaan cuaca yang akan terjadi. Tujuan dilakukannya pengamatan tersebut adalah untuk mengetahui keadaan atmosfer setiap saat dan mengingat atmosfer demikian luas, maka tidak dimungkinkan setiap orang melakukan pengamatan dan mengukur setiap unsur disetiap titik secara keseluruhan, tanpa menggunakan peralatan bertekhnologi tinggi.
Kini pengamatan dan proses pembuatan prakiraan cuaca sudah menggunakan peralatan yang merupakan gabungan antara manusia dan komputer, untuk data pengamatan cuaca sudah menggunakan peralatan Automatic Weather Station (AWS) dan penginderaan jarak jauh, begitu juga dalam hal membuat prakiraan cuaca yang salah satu metodenya telah memanfaatkan model numerik prakiraan cuaca yang dilakukan dengan komputer. Di Indonesia informasi prakiraan cuaca yang sudah dikenal oleh masyarakat adalah berawan, cerah dan hujan. Sementara itu untuk terjadinya hujan, dikaitkan dengan proses fisis dan dinamika atmosfer yang diketahui melalui parameter-parameter seperti adanya massa udara, gaya vertikal dan energi.

Oleh karena itu dalam memprakirakan cuaca diperlukan pengetahuan dasar terhadap parameter-parameter yang digunakannya, menurut Suryadi Wh (1995), "Untuk membuat prakiraan cuaca digunakan teori parameter aliran, antara lain tendensi tekanan udara (pressure tendensy), konvergensi (Wind convergency),   gerak vertikal udara (Vorticity)". Dan menurutnya bahwa pada pertumbuhan awan hujan diperlukan sumber massa udara dengan tingkat kelembaban udara yang cukup, kemudian dibawa naik kesuatu lapisan tertentu sehingga membentuk awan hujan dengan energi yang dimilikinya.

Faktor Skala Global

Faktor Global pada Umumnya lebih sesuai digunakan sebagai pertimbangan untuk memprakirakan curah hujan bulanan atau musim, karena cuaca mempunyai skala harian, sehingga faktor lokal lebih mendominasi dalam mempertimbangkan keadaan cuaca yang akan datang.

Faktor Skala Regional

Secara umum beberapa faktor yang selalu digunakan sebagai masukan dan pertimbangan dalam membuat prakiraan cuaca didaerah lintang tropis antara lain : seperti halnya didaerah ekuator atau lintang tropis, tekanan udara diatas wilayah Indonesia tidak banyak mengalami perubahan, dan tidak mempunyai korelasi yang jelas dengan kejadian hujan, tapi tekanan udara mempunyai korelasi dengan massa udara.

Menurut Suryadi (1993) keadaan cuaca di Indonesia dipengaruhi oleh jenis massa udara yang terdapat disekitar wilayah Indonesia dan karena itu perlu mengetahui pola tekanan udara yang ada di Asia dan Australia, pola tekanan udara ini dimanfaatkan untuk mengetahui dari mana sumber massa udara yang memasuki wilayah Indonesia.

Faktor Skala Lokal

Untuk memprakirakan cuaca tidak cukup memperhatikan parameter cuaca dalam skala regional, pengaruh angin darat/ laut dan angin gunung/lembah perlu diperhitungkan dalam membuat prakiraan cuaca harian. Selain itu diperlukan juga faktor konvektivitasnya, pada skala lokal ini dipakai untuk mengetahui stabilitas atmosfer suatu daerah, dimana dimanfaatkan untuk mengetahui daerah pertumbuhan awan vertikal.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih atas kunjungannya, silahkan tulis komentar anda dengan tinta warna selain merah. :)

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

My Headlines